ORANG MINANGKABAU
ORANG MINANGKABAU
Suku Minang terkenal sebagai suku yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, pengarang, ulama, pengajar, wartawan, pedagang dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah penduduk yang relatif kecil (2,7% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mengatakan bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia pada abad ke-20 merupakan orang Minang. Dan 3 dari 4 orang pendiri Republik Indonesia adalah putra-putra Minangkabau.
Kesuksesan dan kejayaan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan. Sejak dulu mereka telah pergi merantau ke pelbagai daerah di Jawa, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Thailand, Brunei, hingga Filipina.
Pada tahun 1390, Raja Bagindo mendirikan Kesultanan Sulu di Filipina Selatan. Pada abad ke-14 orang Minang melakukan penghijrahan ke Negeri Sembilan, Malaysia dan mengangkat raja untuk negeri baru tersebut dari kalangan mereka. Raja Melewar merupakan raja pertama Negeri Sembilan yang diangkat pada tahun 1773.
Pada akhir abad ke-16, ulama Minangkabau Dato Ri Bandang, Dato Ri Patimang, dan Dato Ri Tiro, menyebarkan Islam di Indonesia Timur dan mengislamkan Kesultanan Gowa. Setelah gagal merebut tahta Kesultanan Johor, pada tahun 1723 putra Pagaruyung yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah mendirikan Kerajaan Siak di daratan Riau.
Kedatangan reformis Muslim yang menuntut ilmu di Kairo dan Mekkah mempengaruhi sistem pendidikan di Minangkabau. Sekolah Islam moderen Sumatera Thawalib dan Diniyah Putri banyak melahirkan aktivis yang banyak berperan dalam proses kemerdekaan, antara lain A.R Sutan Mansur, Siradjuddin Abbas, dan Djamaluddin Tamin.
Pada kurun waktu 1920 - 1960, banyak politisi Indonesia berpengaruh lahir dari ranah Minangkabau. Menjadi salah satu motor perjuangan kemerdekaan Asia, pada tahun 1923 Tan Malaka dipilih menjadi wakil Komunis antarabangsa untuk wilayah Asia Tenggara. Politisi Minang lain Mohammad Yamin, menjadi pelopor Sumpah Pemuda yang menyatukan seluruh rakyat Hindia-Belanda. Di dalam Volksraad, politisi asal Minang-lah yang paling vokal. Mereka antara lain Jahja Datoek Kajo, Agus Salim, dan Abdul Muis. Tokoh Minang lain Mohammad Hatta, menjadi ko-proklamator kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan, empat orang Minangkabau duduk sebagai perdana menteri (Sutan Syahrir, Mohammad Hatta, Abdul Halim, Mohammad Natsir), seorang sebagai Presiden (Assaat), seorang sebagai wakil presiden (Mohammad Hatta), seorang menjadi pimpinan parlemen (Chaerul Saleh), dan puluhan yang menjadi menteri, di antara yang cukup terkenal ialah Azwar Anas, Fahmi Idris, dan Emil Salim. Emil Salim bahkan menjadi orang Indonesia yang paling lama duduk di kementerian RI.
Minangkabau, salah satu dari dua etnik selain etnik Jawa, yang selalu mempunyai wakil dalam setiap kabinet Republik Indonesia. Selain di pemerintahan, di masa Demokrasi Liberal Parlemen Indonesia didominasi oleh ahli politik Minang. Mereka tergabung kedalam aneka macam partai dan ideologi, Islamiah, nasionalis, sosialis dan lainnya.
Beberapa partai politik Indonesia didirikan oleh ahli politik Minang. PARI dan Murba didirikan oleh Tan Malaka, Partai Sosialis Indonesia oleh Sutan Sjahrir, PNI Baru oleh Mohammad Hatta, Masyumi oleh Mohammad Natsir, Perti oleh Sulaiman ar-Rasuli, dan Permi oleh Rasuna Said. Di Malaysia, beberapa partai politik juga didirikan oleh politisi Minang. Partai Rakyat Malaysia didirikan oleh Ahmad Boestamam dan Partai Komunis Malaya didirikan oleh Rashid Maidin. Selain mendirikan partai politik, politikus Minang juga banyak menghasilkan buku-buku yang menjadi bacaan wajib para aktivis pergerakan.
Penulis Minang banyak mempengaruhi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Mereka mengembangkan bahasa melalui pelbagai macam karya tulis dan keahlian. Marah Roesli, Abdul Muis, dan Hamka berkarya melalui penulisan novel. Nur Sutan Iskandar novelis Minang lain, tercatat sebagai penulis novel Indonesia yang paling produktif. Chairil Anwar dan Taufiq Ismail berkarya lewat penulisan puisi. Serta Sutan Takdir Alisjahbana, novelis sekaligus ahli tata bahasa, melakukan proses pemoderenan bahasa Indonesia sehingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional. Novel-novel karya sastrawan Minang seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Layar Terkembang, dan Robohnya Surau Kami telah menjadi bahan bacaan wajib bagi pelajar sekolah di Indonesia dan Malaysia.
Selain melalui karya sastra, pengembangan bahasa banyak pula dilakukan oleh wartawan Minang. Mereka antara lain Djamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, dan Abdul Rahim Kajai. Disamping Abdul Rivai yang digelar sebagai Perintis Suratkabar Indonesia, Rohana Kudus yang menerbitkan Sunting Melayu, menjadi wartawan sekaligus pemilik suratkabar wanita pertama di Indonesia.
Di Indonesia dan Malaysia, disamping orang Cina, orang Minang juga terkenal sebagai pengusaha ulung. Banyak pengusaha Minang sukses berbisnis di bidang perdagangan tekstil, rumah makan, perhotelan, pendidikan, dan rumah sakit. Di antara figur pengusaha sukses adalah, Abdul Latief (pemilik Pasaraya), Basrizal Koto (pemilik peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara), Hasyim Ning (pengusaha perakitan mobil pertama di Indonesia), dan Tunku Tan Sri Abdullah (pemilik Melewar Corporation Malaysia).
Banyak juga orang Minang yang sukses di dunia hiburan, baik sebagai pengarah, penerbit, penyanyi, maupun artis. Sebagai pengarah dan penerbit ada Usmar Ismail, Djamaludin Malik, Nas Achnas dan Arizal. Arizal bahkan menjadi pengarah dan penerbit filem yang paling banyak menghasilkan karya. Sekurang-kurangnya 52 filem dan 8 sinetron dalam 1.196 episod telah dihasilkannya. Aktor dan penyanyi Minang yang terkenal beberapa di antaranya adalah Aznil Nawawi, Afgan Syah Reza, Nirina Zubir, dan Bunga Citra Lestari. Pekerja seni yang lain, ratu kuis Ani Sumadi, menjadi pelopor dunia perkuisan di Indonesia. Di samping mereka, Sukarno M. Noer beserta puteranya Rano Karno, mungkin menjadi pekerja hiburan paling berhasil di Indonesia, baik sebagai aktor maupun sutradara film. Pada tahun 1993, Karno's Film perusahaan film milik keluarga Sukarno, menghasilkan film seri dengan kedudukan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia, Si Doel Anak sekolahan.
Di Malaysia dan Singapura, beberapa orang Minang duduk sebagai pejabat negara. Antara lain Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agung pertama Malaysia), Yusof Ishak (Presiden pertama Singapura), Rais Yatim, dan Amirsham Abdul Aziz. Disamping sebagai politisi, tokoh Minang lainnya seperti Zubir Said (komposer lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura), Sheikh Muszaphar Shukor (angkasawan pertama Malaysia), Tahir Jalaluddin Al-Azhari, dan Adnan bin Saidi, banyak memberikan sumbangan terhadap dua negara tersebut.
Ada pula tokoh Minang yang mempunyai reputasi antar-bangsa. Di negeri Belanda, Roestam Effendi yang mewakili Partai Komunis Belanda, menjadi orang Indonesia pertama yang duduk sebagai anggota parlemen. Di Arab Saudi, hanya Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, orang non-Arab yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram.
Mohammad Natsir, salah seorang tokoh Islam terkemuka, pernah menjabat sebagai Presiden Liga Muslim se-Dunia (World Muslim Congress), Ketua Dewan Masjid se-Dunia, dan anggota lembaga eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah. Serta Azyumardi Azra, orang Melayu pertama yang mendapat gelar Sir dari Kerajaan Inggris.
dan masih banyak yang lainya..!!
Sumber: (Asrul again dan berbagai sumber lainya)
dikopasdari https://web.facebook.com/minang.official/photos/a.641108792582645.1073741828.640941852599339/1455989577761225/?type=3
0 komentar: